PEMBAHASAN
3.1 Wanita sebagai Ibu
Ibu!
Satu kata penuh makna. Sembilan bulan seorang ibu mengandung si jabang
bayi, sembilan bulan ibu membawa kita kemanapun ia
pergi, letih tak ia hiraukan bahkan yang ada malah semangat yang terus mengalir
menunggu kehadiran kita. Dan yang lebih mengharukan lagi saat proses melahirkan tiba, hidup dan mati d idepan mata, namun ia tetap kuat. Belum lagi dua tahun ia menyusui kita,
setelah itu mengurus kita, dan masih banyak lainnya yang kita yakin semua jasa-
jasanya tak bisa kita uraikan satu persatu
saking banyaknya.Seperti itulah seorang ibu, sehingga pantas saja dibawah kaki seorang ibu ada surga. "Surga itu
terletak di bawah telapak kaki ibu”. (H.R
Imam Ahmad)
Lantas
siapakah ibu? Tentu seorang ibu adalah wanita, bukan pria!
Jika
seorang wanita sudah menikah maka ia sudah harus siap menjadi seorang ibu.
Menjadi ibu bukan hanya sebagai status “ibu”. Pengaruh ibu sangat besar bagi
anak-anaknya. Di zaman sekarang banyak sekali kita lihat
seorang anak yang kurang kasih sayang dari ibunya sehingga mereka
melakukan hal yang tidak benar.
Tidak
bisa dipungkiri keadaan psikologi seorang anak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumahnya. Dan didalam sebuah rumah ada
seorang ibu dengan sejuta peran karena ibu adalah kekuatan terbesar dalam mempengaruhi mental anak.
Ibu
mendidik anaknya sejak sang anak masih dalam kandungan. “Ibu adalah
perpustakaan pertama bagi seorang anak.” Ya! Kalimat tersebut memang sangat
tepat. Wanita sebagai ibu haruslah dapat mendidik anaknya dengan benar dan
tentunya sesuai dengan ajaran Islam
agar sang anak tidak jauh perilakunya
dari perilaku Islam. Sang ibu harus senantiasa
mengajarkan kepada anaknya untuk senantiasa mencintai Allah,
Rasul, dan jihad. Oleh sebab itulah sang ibu juga harus dekat dengan Islam.
Banyaknya anak yang berprilaku jauh dari Islam adalah karena di rumah ia tidak melihat perilaku Islam pada ibunya. Ia tidak melihat ibunya sholat, mengaji, ataupun
ibadah lainnya sehingga ada alasan baginya untuk tidak
beribadah, dan saat seorang anak sudah tidak dekat dengan agamanya maka ia akan
berbuat sesuka hatinya.
Wanita
sebagai ibu harus selalu mengutamakan keluarganya. Ia merawat anak-anaknya
dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan. Perhatian yang tulus sangat
dibutuhkan oleh seorang anak. Sehingga ibu merupakan tempat bercerita, tempat mengadu, tempat menumpahkan segala permasalahan sang anak. Ibu selalu hadir di tengah kegelisahan sang anak, memberi solusi disetiap permasalahannya, dan
bukan malah selalu memarahinya atau bahkan memukulinya.
Maka
sudah sepatutnya kita sebagai wanita memahami betul makna dan peran sorang ibu,
karena saat ini banyak kita lihat seorang ibu yang tidak memahami atau bahkan malah
tidak peduli akan betapa besarnya peran ia sebagai seorang ibu.
Pertama-tama, meskipun Islam begitu serius dalam
menegaskan pentingnya peranan wanita sebagai ibu dan sebagai istri, namun kita
tidak mampu memanfaatkan garis-garis besar hukumnya yang membebani seorang ayah
untuk memikul tanggung jawab keluarga, khususnya anak-anak, dan memberinya hak
pengasuhan mereka pada saat terjadi perceraian. Sesungguhnya ayah dan ibu
merupakan dua mitra yang efektif dalam proses pendidikan. Meskipun Islam menyucikan
keibuan, namun ia tidak menjadikan ibu bertanggung jawab atas pendidikan
anak-anak. Sesungguhnya sifat kebapakan dan keibuan di samping memiliki dimensi
sentimental, juga memiliki dimensi pendidikan yang mereka berdua menjadi
sempurna di dalamnya, di mana karakter alami masing-masing dari mereka berdua
(ibu sebagai perempuan dan ayah sebagai laki-laki) dan hubungan alami yang
mengikat anak dengan ayah dan ibu memainkan peranan dalam perkembangan
kepribadian anak dan pembekalannya pada setiap level. Salah satu contoh
kesempurnaan itu adalah apa yang diberikan ibu terhadap anaknya dengan adanya
persentuhannya secara langsung dengan badan anak dan pemenuhannya terhadap
kebutuhan si anak, baik kebutuhan fisik maupun psikologis (‘athifiyyah) dengan
merasakan keamanan internal (al-aman ad-dakhili).Sedangkan ayah, melindunginya
melalui penjagaannya terhadap persoalan-persoalan luar si anak dengan
memberinya perasaan yang dalam dengan adanya perlindungan dan kekuatan yang
dengannya dia dapat menghadapi dunia luar.
Pada saat si ibu memilih untuk bekerja daripada
menemani anaknya sepanjang waktu, dimana ia dapat menitipkan anaknya?
Apabila ibu sibuk sehingga tidak mempunyai banyak
waktu untuk anaknya dikarenakan bekerja atau dikarenakan sebab apa pun yang
lain, maka ia dapat menyerahkan tugas itu kepada siapa saja yang dianggapnya
jujur atas si anak untuk mengisi kekosongan yang disebabkan
kepergiannya. Namun sebisa mungkin ibu harus berusaha menyisakan waktu agar ia
dapat memberikan perasaannya dan kasih sayangnya kepada anaknya yang dapat
mengurangi perasaan gelisah yang biasa dialami si anak karena
kepergiannya. Maka islam megabarkan pada kita bahwa sebenarnya sebaik-baik seorang ibu
adalah ibu rumah tangga, yang mengabdikan dirinya selain kepada sang khalik
adalah pada keluarganya, karena jihad seorang ibu adalah di rumah.
3.2 Wanita ketika lansia
Wanita tidak seperti laki-laki, ketika ia telah berusia
lanjut kebutuhan biologisnya berkurang. Ia tak selamanya menjadi cantik,
menarik, ataupun mulus. Ketika hidupnya telah berlalu hampir setengah abad ia
akan menjadi tua dan kulit yang mulai mengendur, tapi semangat untuk melayani
keluarganya tidak pernah pudar, itulah seorang ibu. Seorang ibu tak akan pernah
surut dari semangat untuk melayani keluarganya dengan baik, tak kenal lelah.
Wanita terkuat di dunia adalah seorang ibu, banyak wanita-wanita hebat di dunia
ini yang mampu mengubah dunia karena prestasinya, kekuasaannya atau bahkan
dengan cara yang lainnya. Tapi seorang wanita tidak akan pernah benar-benar
bisa dikatakan hebat jika keluarganya terlantar, seorang wanita perkasa adalah
yang mampu menjaga, mengayomi, dan melayani keluarganya dengan baik.
Maka tidaklah heran jika Allah memerintahkan kita untuk
lebih mengutamakan ibu, karena apa? karena seorang ibu mengabdikan dirinya
untuk melayani sampai akhir hayatnya untuk keluarga, sekalipun anak-anaknya
telah menjadi sukses seorang ibu tak akan pernah merasa lepas dari
kewajibannya. Menjadi tua bukanlah penghalang baginya untuk berhenti melayani,
mengayomi, dan menyayangi keluarganya. Maka dari itu kwajiban seorang anak
ketika ibunya telah renta adalah mengurusnya selagi masih hidup.
Seperti yang telah saya tulis diatas bahwa wanita
berbeda dengan lelaki dari segi fisik, wanita semakin tua semakin menurun
gairah untuk pemenuhan kebutuhan biologisnya karena produksi hormon kelaminnya
juga semakin lama semakin menurun. Oleh karena itu wanita mempunyai masa
menopause atau bahasa kesehatannya disebut dengan KLIMATERIUM. Pada masa ini
wanita tak lagi menghasilkan sel telur, karena wanita mempunyai sel telur yang
terbatas jumlahnya tidak seperti laki-laki yang sepanjang hidupnya dapat
memproduksi sel sperma secara terus menerus.Di bawah ini akan kita bahas
mengenai masa menopause pada wanita.
3.3 Fase
menopause(klimakterium) ketika Lansia
Fase menopause disebut
pula sebagai periode klimakterium, pada saat inilah terjadi banyak perubahan
dalam fungsi-fungsi psikis dan fisik, sedang vitalitasnnya jadi semakin mundur
dan berkurang. Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis.
A.
Gangguan Perubahan pada Masa Menopause dan Cara Mengatasinya
Pada masa
menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diataranya adalah:
a. Insomia,
b. Gangguan
konsep diri dan
c. Infantile.
Cara
mengatasinya adalah :
1. Kembangkan
kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai,
musik yang menyenangkan
2. Makanlah
jangan terlalu banyak/kenyang dan
jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3. Atur
kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus
bersih juga rapi.
4. Dapatkan
udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi
oksigen dan menambah karbondioksida
yang dihirup.
5. Batasi
minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6. Jernihkan pikiran,
cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan
sebelum tidur.
7. Menunda
jam tidur dan tidak tidur siang.
8. Mengerti
dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9. Aktifitas
sosial dan agama dapat memberikan kepuasan
batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10. Ketenangan
dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan
dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul,
terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11. Pengobatan
dengan estrogen dan kombinasi psikoterapi.
B. Penyebab fase menopause atau klimakterium
Penyebab dari menopause atau klimakterium ialah :
·
perubahan-perubahan dalam sistem hormonal yang mempengaruhi
segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani).
·
berlangsungnya proses kemunduran yang progresif dan
total. Oleh banyaknya perubahan dan kemunduran tersebut terjadilah kemudian
krisis-krisis dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan.
Sejalan
dengan proses ketuaan yang pasti dialami setiap orang, terjadi pula kemunduran
fungsi organ-organ tubuh termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu
ovarium. Terganggunya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya produksi hormon
estrogen, dan ini akan menimbulkan beberapa penurunan atau gangguan pada aspek
fisik-biologis – seksual.
Pada sebagian wanita, munculnya gejala atau
gangguan fisik sebagai akibat dari berhentinya produksi hormon estrogen, juga
akan berpengaruh pada kondisi psikologis, dan sosialnya.
Pada umumnya,
klimakterium ini di awali dengan satu fase pendahuluan atau fase preliminer,
yang menandai suatu proses “pengakhiran”.
C. Gejala Fase
Menopause atau klimakterium
Gejala-gejala
yang ditimbulkan antara lain:
·
Menstruasi
menjadi tidak lancar dan tidak teratur, biasanya datang dalam interval waktu
yang lebih lambat atau lebih awal dari biasanya.
·
Kotoran” haid yang keluar banyak sekali, ataupun sangat
sedikit.
·
Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan
atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah
·
Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit kepala
terus-menerus
·
Berkeringat tidak
hentinya.
·
Neuralgia atau gangguan/ sakit syaraf, dan lain-lain
Semua keluhan ini disebut
fenomena klimakteris, sebagai akibat dari timbulnya modifikasi atau perubahan
fungsi kelenjar-kelenjar.
Sehubungan dengan
perubahan-perubahan fisik tersebut, terjadi pula “pergeseran” atau erosi dalam
kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan. Pergeseran dan perubahan-perubahan
psikis ini mengakibatkan timbulnya satu krisis, dan memanifestasikan diri dalam
simptom-simptom psikologis, antara lain ialah :
·
Depresi-depresi (kemurungan)
·
mudah tersinggung dan mudah jadi marah
·
mudah curiga
·
diliputi banyak kecemasan
·
insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung atau
gelisah, dan lain-lain
Simptom-simptom
psikologis klimakterium ini dapat di anggap sebagai “jeritan minta tolong”,
agar wanita tersebut masih diperbolehkan meneruskan aktivitasnya. Proses yang
progresif menuju pada kelayuan dan ketuaan itu selalu dibarengi dengan penampakkan
yang regresif (mundur atau surut fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah).
D. Dua Tahap Fase
Menopause atau Klimakterium
Tahapan-tahapannya yaitu:
a. tahun-tahun dimana saat haid/ menstruasi
sudah tidak teratur, sering terganggu, atau sudah tehenti sama sekali. Namun
demikian, aparat endokrin seksual masih terus berfungsi. Periode ini disebut
sebagai masa pra-klimakteris
b. menampilkan gejala keberhentian secara
definitif organisme yang membentuk sel-sel telur, yaitu berhentinya organisme
tersebut sebagai lembaga kehidupan.
Tahap
pertama yang disebut sebagai masa pra-klimakteris biasanya dibarengi dengan
meningkatnya aktivitas-aktivitas pra klimakteris, yang ditandai oleh gejala
meningkatnya rangsangan seksual.
Pada
masa ini ada timbul nafsu yang besar untuk melakukan hubungan seksual.
Sekaligus muncul kegairahan berjuang yang menyala-nyala bagaikan di masa puber.
Oleh karena itu pada usia ini sering muncul tingkah laku yang aneh-aneh dan
kurang mapan, bahkan timbul tingkah laku yang tidak sesuai dengan atribut
ketuaan.
E. Tiga periode
Menopause
Penurunan
kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan ini
dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause,
yaitu:
1.
Klimakterium merupakan
masa peralihaan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya periode ini
disebut juga dengan pramenopause.
Fase klimakterium berlangsung bertahap sebagai
berikut :
a.
Sebelum menopause adalah masa sebelum
berlangsungnya saat menopouse, yaitu fungsi reproduksinya mulai menurun, sampai
timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopouse.
b.
Saat menopause adalah periode dengan keluhan memuncak,
rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah
menopouse. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama
sekali. Pada masa ini menopouse masih berlangsung.
c.
Setelah menopause adalah masa setelah
perimenopouse sampai munculnya perubahan-perubahan patologic secara permanen
disertai dengan kondisi memburuknya kondisi badan pada usia lanjut (Senilitas).
2. Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila
sesudah manopause disebut pasca menopause.
3. Senium, adalah periode sesudah pasca
menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya,
sehingga tidak mengalami gangguan fisik
Masa klimkateris ini
mirip sekali dengan masa pra pubertas. Oleh karena itu masa ini disebut pula
sebagai pubertas kedua. Sedang periode klimakterium sendiri banyak kemiripannya
dengan periode pubertas.
Tingkah laku orang pada periode pubertas kedua
ini sifatnya sering lucu-lucu, aneh-aneh, janggal, dan tidak pada tempatnya.
Misalnya, pada umur lebih dari limapuluh tahun, seorang wanita kaya dan gemuk
memakai rok panjang mewah berwarna merah jambu di siang bolong, menyusuri
lorong komplek pertokoan, sambil memakai perhiasan emas yang berwarna-warni.
Tingkah laku wanita yang
“berlebih-lebihan” tersebut bermaksud untuk :
- Mengingkari ketuaannya, dan ingin mengulangi kembali pada kebiasaan
di masa muda.
- Menimbuni dirinya dengan pakaian dan perhiasan warna-warni serta
macam-macam bahan kosmetik, agar kelihatan masih “remaja”.
Dengan berhentinya aktivias indung telur, maka sistem
endokrin (kelenjar tanpa pembuluh-bunga) menjadi kacau balau fungsinya, sehingga mengakibatkan
kekacauan pula pada fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis lainnya.
Namun demikian, manifestasi individual periode klimakterium tersebut sebgaian
besar dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing individu.
Sebab struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik,
akan mempengaruhi secara positif proses gangguan-gangguan kelenjar. Artinya sebagai berikut:
- Kepribadian
tadi bisa mengkompensasikan gangguan-gangguan fisiologis dan
gangguan-gangguan fisiologis dan gangguan psikis dalam bentuk
perbuatan-perbuatan yang inteligent.
- Ini berarti,
bahwa individu tersebut mampu mengendalikan diri, dan mampu mengatasi gangguan-gangguan
psikosomatis jika hal ini muncul, dengan jalan menyalurkan keresahan
batinnya pada perbuatan-perbuatan yang inteligent, produktif atau kreatif.
Dengan terjadinya
proses retrogresi genital (retro=surut, susut, gressus= langkah, genital= alat
kelamin penghasil), maka aktivitas pencipta keindahan dari sekresi-sekresi
kelenjar intern yang membuat wanita tampak ayu remaja dan awet muda, menjadi
semakin mundur fungsinya. Sehingga ciri-ciri kelamin sekunder jadi terpengaruh.
Ciri-ciri
feminitas yang memekar, serta semua unsur keindahan yang diperoleh selama masa
puber, sedikit demi sedikit menjadi pudar. Dan pada akhirnya akan punah habis
sama sekali, lalu pribadinya tampak tua dan layu.
Secara perlahan-lahan proses pra klimakterium
berubah menjadi klimakterium sebenarnya. Selaput lendir di dalam rahim tidak
berproduksi lagi. Untuk beberapa waktu lamanya memang masih terbentuk benih-
telur, akan tetapi benih ini tidak pernah mencapai kematangan.
Dalam waktu relatif pendek (tapi kadang-kadang juga bisa
agak lama, biasanya sesudah beberapa tahun), semua tanda-tanda genetis dan semua sel-sel
kelamin jadi hilang sama sekali, seolah-olah tanda-tanda tersebut tidak pernah
ada sebelumnya. Dan indung telur kini berubah menjadi satu gumpalan jaringan
yang keras massif. Lalu sedikit demi sedikit alat kelamin wanita itu ditransformasikan
seluruhnya menjadi struktur yang tidak aktif, tidak berguna lagi, atau dianggap
berlebihan.
Perubahan-perubahan yang sama beruapa
kemunduran-kemunduran, juga terjadi pada aktivitas organ-organ endokrin
lainnya. Lapisan lemak di bawah kulit jadi menebal dan kulit-kulit kehilangan
gaya tegangnya, serta menjadi lisut berkeriputan.
Tidak hanya pada segi organik dan jasmaniah saja terjadi
kemunduran, akan tetapi juga pada segi psikis dan sifat-sifat kepribadiannya.
Kualitas-kualitas feminin yang individual sifatnya, kecantikan dan charme,
vitalitas, daya ingat, daya pendengaran, daya berpikir dan fungsi-fungsi psikis
yang lainnya, semuanya juga mengalami proses kemunduran yang progresif.
Semua kemekaran dan ciri-ciri keindahan feminim yang
diperoleh pada usia puber dan usia muda mulai susut dan menghilang sedikit demi
sedikit. Pendek kata, dengan terjadinya dekadensi atau kemuduran fungsi
repruktif, mulai hilang pula kecantikan dirinya. Biasanya hilang pula kehidupan
emosional feminim yang sangat mesra.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Wanita yang sudah
menikah bisa berperan sebagai ibu yang baik bila mampu mendidik anak-anaknya dan berperan
besar dalam mengurus keluarga.
·
Sehebat-hebatnya wanita adalah seorang ibu yang menjaga,
melayani, dan mengayomi keluarganya dengan baik, yang sukses dalam membina
rumah tangga.
·
Sejalan dengan bertambahnya usia, ketika wanita menjelang
masa menopause akan timbul tanda-tanda baik secara psikis, biologis, fisik,
maupun seksual.
·
Tiap wanita berbeda-beda masa menopausenya.
B.
Saran
·
Untuk menjadi seorang ibu yang akan mendidik anak-anaknya
selain mempersiapkan diri secara biologis atau fisik, dirinya juga harus
mempersiapkan diri dengan kemampuan dan pengetahuan tentang bagaimana mengasuh
dan mendidik anak.
·
Hendaknya para ibu mempersiapkan diri untuk masa
menopause agar ketika sudah pada waktunya seorang ibu tidak akan terkejut
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar