Selasa, 08 Mei 2012

Wanita Sebagai Ibu dan Lansia


PEMBAHASAN


3.1 Wanita sebagai Ibu

Ibu! Satu kata penuh makna. Sembilan bulan seorang ibu mengandung si jabang bayi, sembilan bulan ibu membawa kita kemanapun ia pergi, letih tak ia hiraukan bahkan yang ada malah semangat yang terus mengalir menunggu kehadiran kita. Dan yang lebih mengharukan lagi saat proses melahirkan tiba, hidup dan mati d idepan mata, namun ia tetap kuat. Belum lagi dua tahun ia menyusui kita, setelah itu mengurus kita, dan masih banyak lainnya yang kita yakin semua jasa- jasanya tak bisa kita uraikan satu persatu saking banyaknya.Seperti  itulah seorang ibu, sehingga pantas saja dibawah kaki seorang ibu ada surga. "Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu. (H.R Imam Ahmad)
Lantas siapakah ibu? Tentu seorang ibu adalah wanita, bukan pria!
Jika seorang wanita sudah menikah maka ia sudah harus siap menjadi seorang ibu. Menjadi ibu bukan hanya sebagai status “ibu”. Pengaruh ibu sangat besar bagi anak-anaknya. Di zaman sekarang banyak sekali kita lihat seorang anak yang kurang kasih sayang dari ibunya sehingga mereka melakukan hal yang tidak benar.
Tidak bisa dipungkiri keadaan psikologi seorang anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumahnya. Dan didalam sebuah rumah ada seorang ibu dengan sejuta peran karena ibu adalah kekuatan terbesar dalam mempengaruhi mental anak.
Ibu mendidik anaknya sejak sang anak masih dalam kandungan. “Ibu adalah perpustakaan pertama bagi seorang anak.” Ya! Kalimat tersebut memang sangat tepat. Wanita sebagai ibu haruslah dapat mendidik anaknya dengan benar dan tentunya sesuai dengan ajaran Islam agar sang anak tidak jauh perilakunya dari perilaku Islam. Sang ibu harus senantiasa mengajarkan kepada anaknya untuk senantiasa mencintai Allah, Rasul, dan jihad. Oleh sebab itulah sang ibu juga harus dekat dengan Islam. Banyaknya anak yang berprilaku jauh dari Islam adalah karena di rumah ia tidak melihat perilaku Islam pada ibunya. Ia tidak melihat ibunya sholat, mengaji, ataupun ibadah lainnya sehingga ada alasan baginya untuk tidak beribadah, dan saat seorang anak sudah tidak dekat dengan agamanya maka ia akan berbuat sesuka hatinya.
Wanita sebagai ibu harus selalu mengutamakan keluarganya. Ia merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan. Perhatian yang tulus sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Sehingga ibu merupakan tempat bercerita, tempat mengadu, tempat menumpahkan segala permasalahan sang anak. Ibu selalu hadir di tengah kegelisahan sang anak, memberi solusi disetiap permasalahannya, dan bukan malah selalu memarahinya atau bahkan memukulinya.
Maka sudah sepatutnya kita sebagai wanita memahami betul makna dan peran sorang ibu, karena saat ini banyak kita lihat seorang ibu yang tidak memahami atau bahkan malah tidak peduli akan betapa besarnya peran ia sebagai seorang ibu.
Pertama-tama, meskipun Islam begitu serius dalam menegaskan pentingnya peranan wanita sebagai ibu dan sebagai istri, namun kita tidak mampu memanfaatkan garis-garis besar hukumnya yang membebani seorang ayah untuk memikul tanggung jawab keluarga, khususnya anak-anak, dan memberinya hak pengasuhan mereka pada saat terjadi perceraian. Sesungguhnya ayah dan ibu merupakan dua mitra yang efektif dalam proses pendidikan. Meskipun Islam menyucikan keibuan, namun ia tidak menjadikan ibu bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak. Sesungguhnya sifat kebapakan dan keibuan di samping memiliki dimensi sentimental, juga memiliki dimensi pendidikan yang mereka berdua menjadi sempurna di dalamnya, di mana karakter alami masing-masing dari mereka berdua (ibu sebagai perempuan dan ayah sebagai laki-laki) dan hubungan alami yang mengikat anak dengan ayah dan ibu memainkan peranan dalam perkembangan kepribadian anak dan pembekalannya pada setiap level. Salah satu contoh kesempurnaan itu adalah apa yang diberikan ibu terhadap anaknya dengan adanya persentuhannya secara langsung dengan badan anak dan pemenuhannya terhadap kebutuhan si anak, baik kebutuhan fisik maupun psikologis (‘athifiyyah) dengan merasakan keamanan internal (al-aman ad-dakhili).Sedangkan ayah, melindunginya melalui penjagaannya terhadap persoalan-persoalan luar si anak dengan memberinya perasaan yang dalam dengan adanya perlindungan dan kekuatan yang dengannya dia dapat menghadapi dunia luar.
Pada saat si ibu memilih untuk bekerja daripada menemani anaknya sepanjang waktu, dimana ia dapat menitipkan anaknya?
Apabila ibu sibuk sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk anaknya dikarenakan bekerja atau dikarenakan sebab apa pun yang lain, maka ia dapat menyerahkan tugas itu kepada siapa saja yang dianggapnya jujur atas si anak untuk mengisi kekosongan yang disebabkan kepergiannya. Namun sebisa mungkin ibu harus berusaha menyisakan waktu agar ia dapat memberikan perasaannya dan kasih sayangnya kepada anaknya yang dapat mengurangi perasaan gelisah yang biasa dialami si anak karena kepergiannya. Maka islam megabarkan pada kita bahwa sebenarnya sebaik-baik seorang ibu adalah ibu rumah tangga, yang mengabdikan dirinya selain kepada sang khalik adalah pada keluarganya, karena jihad seorang ibu adalah di rumah.

3.2  Wanita ketika lansia

Wanita tidak seperti laki-laki, ketika ia telah berusia lanjut kebutuhan biologisnya berkurang. Ia tak selamanya menjadi cantik, menarik, ataupun mulus. Ketika hidupnya telah berlalu hampir setengah abad ia akan menjadi tua dan kulit yang mulai mengendur, tapi semangat untuk melayani keluarganya tidak pernah pudar, itulah seorang ibu. Seorang ibu tak akan pernah surut dari semangat untuk melayani keluarganya dengan baik, tak kenal lelah. Wanita terkuat di dunia adalah seorang ibu, banyak wanita-wanita hebat di dunia ini yang mampu mengubah dunia karena prestasinya, kekuasaannya atau bahkan dengan cara yang lainnya. Tapi seorang wanita tidak akan pernah benar-benar bisa dikatakan hebat jika keluarganya terlantar, seorang wanita perkasa adalah yang mampu menjaga, mengayomi, dan melayani keluarganya dengan baik.
Maka tidaklah heran jika Allah memerintahkan kita untuk lebih mengutamakan ibu, karena apa? karena seorang ibu mengabdikan dirinya untuk melayani sampai akhir hayatnya untuk keluarga, sekalipun anak-anaknya telah menjadi sukses seorang ibu tak akan pernah merasa lepas dari kewajibannya. Menjadi tua bukanlah penghalang baginya untuk berhenti melayani, mengayomi, dan menyayangi keluarganya. Maka dari itu kwajiban seorang anak ketika ibunya telah renta adalah mengurusnya selagi masih hidup.
Seperti yang telah saya tulis diatas bahwa wanita berbeda dengan lelaki dari segi fisik, wanita semakin tua semakin menurun gairah untuk pemenuhan kebutuhan biologisnya karena produksi hormon kelaminnya juga semakin lama semakin menurun. Oleh karena itu wanita mempunyai masa menopause atau bahasa kesehatannya disebut dengan KLIMATERIUM. Pada masa ini wanita tak lagi menghasilkan sel telur, karena wanita mempunyai sel telur yang terbatas jumlahnya tidak seperti laki-laki yang sepanjang hidupnya dapat memproduksi sel sperma secara terus menerus.Di bawah ini akan kita bahas mengenai masa menopause pada wanita.
3.3  Fase menopause(klimakterium) ketika Lansia
Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium, pada saat inilah terjadi banyak perubahan dalam fungsi-fungsi psikis dan fisik, sedang vitalitasnnya jadi semakin mundur dan berkurang. Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis.
A. Gangguan Perubahan pada Masa Menopause dan Cara Mengatasinya
Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diataranya adalah:
a.       Insomia,
b.      Gangguan konsep diri dan
c.       Infantile.
                            Cara mengatasinya adalah :
1.       Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan
2.       Makanlah jangan terlalu banyak/kenyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3.       Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapi.
4.       Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbondioksida yang dihirup.
5.       Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6.       Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
7.       Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8.       Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9.       Aktifitas sosial dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10.   Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11.   Pengobatan dengan estrogen dan kombinasi psikoterapi.

B. Penyebab fase menopause atau klimakterium
Penyebab dari menopause atau klimakterium ialah :
·         perubahan-perubahan dalam sistem hormonal yang mempengaruhi segenap konstitusi psikosomatis (rohani dan jasmani).
·         berlangsungnya proses kemunduran yang progresif dan total. Oleh banyaknya perubahan dan kemunduran tersebut terjadilah kemudian krisis-krisis dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan.
Sejalan dengan proses ketuaan yang pasti dialami setiap orang, terjadi pula kemunduran fungsi organ-organ tubuh termasuk salah satu organ reproduksi wanita, yaitu ovarium. Terganggunya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen, dan ini akan menimbulkan beberapa penurunan atau gangguan pada aspek fisik-biologis – seksual.
 Pada sebagian wanita, munculnya gejala atau gangguan fisik sebagai akibat dari berhentinya produksi hormon estrogen, juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis, dan sosialnya.
Pada umumnya, klimakterium ini di awali dengan satu fase pendahuluan atau fase preliminer, yang menandai suatu proses “pengakhiran”.
C. Gejala Fase Menopause atau klimakterium
Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain:
·         Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur, biasanya datang dalam interval waktu yang lebih lambat atau lebih awal dari biasanya.
·         Kotoran” haid yang keluar banyak sekali, ataupun sangat sedikit.
·         Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah
·         Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit kepala terus-menerus
·         Berkeringat tidak hentinya.
·         Neuralgia atau gangguan/ sakit syaraf, dan lain-lain
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, sebagai akibat dari timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar.
Sehubungan dengan perubahan-perubahan fisik tersebut, terjadi pula “pergeseran” atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan. Pergeseran dan perubahan-perubahan psikis ini mengakibatkan timbulnya satu krisis, dan memanifestasikan diri dalam simptom-simptom psikologis, antara lain ialah :
·         Depresi-depresi (kemurungan)
·         mudah tersinggung dan mudah jadi marah
·         mudah curiga
·         diliputi banyak kecemasan
·         insomnia atau tidak bisa tidur karena sangat bingung atau gelisah, dan lain-lain
Simptom-simptom psikologis klimakterium ini dapat di anggap sebagai “jeritan minta tolong”, agar wanita tersebut masih diperbolehkan meneruskan aktivitasnya. Proses yang progresif menuju pada kelayuan dan ketuaan itu selalu dibarengi dengan penampakkan yang regresif (mundur atau surut fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah).
D. Dua Tahap Fase Menopause atau Klimakterium
Tahapan-tahapannya yaitu:
 a.  tahun-tahun dimana saat haid/ menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu, atau sudah tehenti sama sekali. Namun demikian, aparat endokrin seksual masih terus berfungsi. Periode ini disebut sebagai masa pra-klimakteris
b. menampilkan gejala keberhentian secara definitif organisme yang membentuk sel-sel telur, yaitu berhentinya organisme tersebut sebagai lembaga kehidupan.
Tahap pertama yang disebut sebagai masa pra-klimakteris biasanya dibarengi dengan meningkatnya aktivitas-aktivitas pra klimakteris, yang ditandai oleh gejala meningkatnya rangsangan seksual.
Pada masa ini ada timbul nafsu yang besar untuk melakukan hubungan seksual. Sekaligus muncul kegairahan berjuang yang menyala-nyala bagaikan di masa puber. Oleh karena itu pada usia ini sering muncul tingkah laku yang aneh-aneh dan kurang mapan, bahkan timbul tingkah laku yang tidak sesuai dengan atribut ketuaan.
E. Tiga periode Menopause
Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause, yaitu:
1.       Klimakterium merupakan masa peralihaan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya periode ini disebut juga dengan pramenopause.
 Fase klimakterium berlangsung bertahap sebagai berikut :
a. Sebelum menopause adalah masa sebelum berlangsungnya saat menopouse, yaitu fungsi reproduksinya mulai menurun, sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopouse.
b. Saat menopause adalah periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah menopouse. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini menopouse masih berlangsung.
c. Setelah menopause adalah masa setelah perimenopouse sampai munculnya perubahan-perubahan patologic secara permanen disertai dengan kondisi memburuknya kondisi badan pada usia lanjut (Senilitas).
2.  Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah manopause disebut pasca menopause.
3. Senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik
Masa klimkateris ini mirip sekali dengan masa pra pubertas. Oleh karena itu masa ini disebut pula sebagai pubertas kedua. Sedang periode klimakterium sendiri banyak kemiripannya dengan periode pubertas.
 Tingkah laku orang pada periode pubertas kedua ini sifatnya sering lucu-lucu, aneh-aneh, janggal, dan tidak pada tempatnya. Misalnya, pada umur lebih dari limapuluh tahun, seorang wanita kaya dan gemuk memakai rok panjang mewah berwarna merah jambu di siang bolong, menyusuri lorong komplek pertokoan, sambil memakai perhiasan emas yang berwarna-warni.
Tingkah laku wanita yang “berlebih-lebihan” tersebut bermaksud untuk :
  1. Mengingkari ketuaannya, dan ingin mengulangi kembali pada kebiasaan di masa muda.
  2. Menimbuni dirinya dengan pakaian dan perhiasan warna-warni serta macam-macam bahan kosmetik, agar kelihatan masih “remaja”.
Dengan berhentinya aktivias indung telur, maka sistem endokrin (kelenjar tanpa pembuluh-bunga) menjadi kacau balau fungsinya, sehingga mengakibatkan kekacauan pula pada fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis lainnya. Namun demikian, manifestasi individual periode klimakterium tersebut sebgaian besar dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing individu.
Sebab struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik, akan mempengaruhi secara positif proses gangguan-gangguan kelenjar. Artinya sebagai berikut:
  1. Kepribadian tadi bisa mengkompensasikan gangguan-gangguan fisiologis dan gangguan-gangguan fisiologis dan gangguan psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang inteligent.
  2. Ini berarti, bahwa individu tersebut mampu mengendalikan diri, dan mampu mengatasi gangguan-gangguan psikosomatis jika hal ini muncul, dengan jalan menyalurkan keresahan batinnya pada perbuatan-perbuatan yang inteligent, produktif atau kreatif.
Dengan terjadinya proses retrogresi genital (retro=surut, susut, gressus= langkah, genital= alat kelamin penghasil), maka aktivitas pencipta keindahan dari sekresi-sekresi kelenjar intern yang membuat wanita tampak ayu remaja dan awet muda, menjadi semakin mundur fungsinya. Sehingga ciri-ciri kelamin sekunder jadi terpengaruh.
Ciri-ciri feminitas yang memekar, serta semua unsur keindahan yang diperoleh selama masa puber, sedikit demi sedikit menjadi pudar. Dan pada akhirnya akan punah habis sama sekali, lalu pribadinya tampak tua dan layu.
Secara perlahan-lahan proses pra klimakterium berubah menjadi klimakterium sebenarnya. Selaput lendir di dalam rahim tidak berproduksi lagi. Untuk beberapa waktu lamanya memang masih terbentuk benih- telur, akan tetapi benih ini tidak pernah mencapai kematangan.
Dalam waktu relatif pendek (tapi kadang-kadang juga bisa agak lama, biasanya sesudah beberapa tahun), semua tanda-tanda genetis dan semua sel-sel kelamin jadi hilang sama sekali, seolah-olah tanda-tanda tersebut tidak pernah ada sebelumnya. Dan indung telur kini berubah menjadi satu gumpalan jaringan yang keras massif. Lalu sedikit demi sedikit alat kelamin wanita itu ditransformasikan seluruhnya menjadi struktur yang tidak aktif, tidak berguna lagi, atau dianggap berlebihan.
Perubahan-perubahan yang sama beruapa kemunduran-kemunduran, juga terjadi pada aktivitas organ-organ endokrin lainnya. Lapisan lemak di bawah kulit jadi menebal dan kulit-kulit kehilangan gaya tegangnya, serta menjadi lisut berkeriputan.
Tidak hanya pada segi organik dan jasmaniah saja terjadi kemunduran, akan tetapi juga pada segi psikis dan sifat-sifat kepribadiannya. Kualitas-kualitas feminin yang individual sifatnya, kecantikan dan charme, vitalitas, daya ingat, daya pendengaran, daya berpikir dan fungsi-fungsi psikis yang lainnya, semuanya juga mengalami proses kemunduran yang progresif.
Semua kemekaran dan ciri-ciri keindahan feminim yang diperoleh pada usia puber dan usia muda mulai susut dan menghilang sedikit demi sedikit. Pendek kata, dengan terjadinya dekadensi atau kemuduran fungsi repruktif, mulai hilang pula kecantikan dirinya. Biasanya hilang pula kehidupan emosional feminim yang sangat mesra.






PENUTUP
A.      Kesimpulan
·         Wanita yang sudah menikah bisa berperan sebagai ibu yang baik bila mampu mendidik anak-anaknya dan berperan besar dalam mengurus keluarga.
·         Sehebat-hebatnya wanita adalah seorang ibu yang menjaga, melayani, dan mengayomi keluarganya dengan baik, yang sukses dalam membina rumah tangga.
·         Sejalan dengan bertambahnya usia, ketika wanita menjelang masa menopause akan timbul tanda-tanda baik secara psikis, biologis, fisik, maupun seksual.
·         Tiap wanita berbeda-beda masa menopausenya.


B.      Saran
·         Untuk menjadi seorang ibu yang akan mendidik anak-anaknya selain mempersiapkan diri secara biologis atau fisik, dirinya juga harus mempersiapkan diri dengan kemampuan dan pengetahuan tentang bagaimana mengasuh dan mendidik anak.
·         Hendaknya para ibu mempersiapkan diri untuk masa menopause agar ketika sudah pada waktunya seorang ibu tidak akan terkejut dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya

Tidak ada komentar:

Yang Populer