Rabu, 02 Mei 2012

HEPATITIS

PENDAHULUAN

Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah ” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).
           Dalam beberapa kasus, limpa menjadi besar dan sering merasa gatal hebat di kulit. Cairan empedu mungkin akan terlihat di dalam air seni, terutama selama tahap awal timbulnya penyakit ini. Kadang-kadang, penderita juga menderita diare. Gejala hepatitis tidak tergantung kepada penyebabnya dan sangat bervariasi dari yang tanpa gejala sampai yang berat sekali. Terkadang penderita hepatitis berat, gejala yang dikeluhkannya sangat minim sekali.
Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.



PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Penyakit hepatitis adalah sebuah penyakit yang menyerang hati. Kebanyakan orang indonesia menggunakan ejaan bahasa penyakit kuning. Ini tidak mengherankan sebab gejala hepatitis adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata.
Penyakit hepatitis terjadi akibat pada peradangan organ hati (lever). Penyebab penyakit yang utama adalah virus hepatitis. Ada beranekaragam virus hepatitis yaitu A,B,C,D,E,Fdan G.Tetapi yang paling sering kita dengar adalah hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C.
Pada awal gejala penyakit hepatitis, mungkin si penderita tidak merasakan sesuatu.paling hanya gejala umum seperti muntah, mual, gemar tidur atau tidak nafsu makan plus tubuh tidak berstamina.Walau begitu gejala hepatitis diatas juga dapat disertai dengan demam.
Sedangkan gejala penyakit hepatitis yang mudah dilihat dari fisik adalah urine berwarna gelap, perut bagian atas membesar, penurunan berat badan, feses (kotoran you punya) berwarna putih dan seperti gejala hepatitis yang sudah bintang sebutkan diatas : kuku berwarna kuning, kulit berwarna kuning, dan putih mata menjadi kuning.

2.2 DESKRIPSI JENIS-JENIS PENYAKIT HEPATITIS
A.Hepatitis A
Hepatitis A adalah jenis peradangan hati yang disebabakan oleh suatu virus RNA dari famili enterovirus. Masa inkubasi penyakit ini adalah 30 hari. Penularannya dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasiaen. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama sedangkan untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan resiko tinggi tertular hepatitis A.
B. Hepatitis B
Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus hepatitis B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat. Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Virus hepatitis B dengan ’komponen antigen permukaan (HbsAg). Diameter 42 nm, dengan ” core ” 4 nm. ” coat virion ” merupakan ” surface antigen ” atau HbsAg ”. Suface antigen biasanya diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam darah penderita. Pada hepatitis agresif, hati mengalami peradangan kronik, fibrotik dan mengecil dan dapat menjurus.
C. Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit hati yang menular melalui darah yang disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). VHC menginfeksi hati menggunakan mesin geneti dalam sel untuk menduplikasi virus hepatitis C yang akan menginfeksi sel-sel lainnya sehingga menyebabkan radang dan kerusakan hati, kanker hati bahkan kematian dikarenakan sampai saat ini tidak adanya vaksin hepatitis C. Infeksi hepatitis C disebut juga sebagai infeksi terselubung. Hal ini karena infeksi dini VHC bisa jadi tidak bergejala atau bergejala ringan atau tidak khas. Hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, pemakaian pisau cukur atau sikat gigi secara bersama.
Penularan VHC terutama parenteral. Umumnya terjadi setelah mendadak kontak darah, seperti transfusi darah atau produk darah lainnya. Selain itu virus ini juga dapat menular melalui cairan kelamin (saat hubungan seksual) dan ASI dari ibu pengidap hepatitis C ke bayinya.
Gejala hepetitis C mirip dengan infeksi hepatitis B. Masa inkubasi berkisar antara 15-150 hari dengan rata-rata 8 minggu.
D . Hepatitis D
Hepatitis D adalah hepatitis D yang disebabkan oleh virus hepatitis D (VHD) atau virus delta, virus ini adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis D.
E . Hepatitis E
Penyakit hepatitis Tipe E, banyak menyerang orang yang kembali dari daerah endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika Tengah. Dan lebih banyak diderita oleh anak-anak dan wanita hamil. Penyakit Hepatitis E virus (HEV). Ditemukan di feses orang atau hewan pengidap penyakit hepatitis E. Makanan dan minuman yang terkontaminasi HEV. Seperti penyakit hepatitis A, hepatitis E sering bersifat akut dengan masa sakit singkat namun jika penderita dalam kondisi ketahanan fisisk lemah, penyakit hepatitis E dapat parah hingga menimbulkan kegagalan fungsi hati (liver). Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya (self-limited), kecuali bila terjadi pada kehamilan.
F . Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

G . Hepatitis G
Gejalanya serupa denga penyakit hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan / C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun kronik.

2.3 TANDA DAN GEJALA
Hepatitis adalah suatu penyakit yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada hati. Penyebabnya bias bermacam-macam, masing-masing mempunyai ciri yang berbeda. Namun yang paling sering terjadi karena penyebaran virus, konsumsi alcohol yang berlebihan, racun atau tertular dari si penderita.
§  Ada 4 fase gejala hepatitis, yaitu:
1.       Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

2.       Fase Pre Ikterik
Keluhan   umumnya  tidak  khas.  Keluhan  yang  disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus,  perut kanan  atas  (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.


3.       Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu  badan disertai dengan bradikardi.   Ikterus   pada   kulit  dan  sklera  yang  terus   meningkat   pada   minggu I, kemudian menetap   dan   baru   berkurang   setelah  10-14  hari.  Kadang-kadang  disertai  gatal-gatal  pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4.       Fase penyembuhan
Dimulai   saat   menghilangnya   tanda-tanda   ikterus,  rasa   mual,  rasa  sakit  di ulu hati, disusul bertambahnya   nafsu   makan,  rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

§  Gejala umumnya si penderita  akan menunjukkan gejala fisik berupa:
1.       Urin berwarna gelap.
2.       Feses berwarna putih.
3.       Kuku, kulit, dan bagian putih mata berubah kuning.
4.       Perut bagian atas membesar.
5.       Penurunan berat badan


§  Gejala khusus
a)      HEPATITIS A
Sering kali infeksi hepatitis A pada anak tidak menimbulkan gejala sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala seperti yang kami sebutkan di bawah ini:
1.       Perasaan mudah capek.
2.       Badan mKenjadi demam  serta terserang flu.
3.       Perut mual dan nyeri atau sakit.
4.       Diare.
5.       Nafsu makan hilang.
6.       Warna mata menjadi kuning.

b)      HEPATITIS B
Gejalanya tidak berbeda jauh dengan hepatitis A meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan muntah.





c)       HEPATITIS C
Gejala penyakit hepatitis C juga tidak terlalu mencolok, seperti terkena flu biasa. Karena gejalanya seperti ini maka banyak orang jarang menyadarinya bahwa mereka sudah terjangkit penyakit ini. Jalan satu-satunya untuk mengetahuinya adalah melalui tes darah. . Keluhan dan gejala yang ada antara lain kuning, air seni berwarna gelap,mual, muntah, kembung, tidak nafsu makan, rasa lelah, demam, menggigil, sakit kepala, sakit perut, mencret, sakit pada sendi dan otot, serta rasa pegal-pegal.Tetapi pada penderita penyakit Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati.
infeksi HCV dapat mengakibatkan penyakit hati kronis dan penyakit hepatitis tipe C ini merupakan alasan utama untuk transplantasi hati di Amerika Serikat.

d)      HEPATITIS D
Gejala hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. Yang paling terkena serangan penyakit ini adalah orang yang sudah kecanduan obat-obatan.

e)      HEPATITIS E, F, G
Gejala penyakit ketiga jenis hepatitis ini adalah badan terasa linu, serta tidak punya semangat beraktifitas dan stamina mudah menurun. Khusus untuk hepatitis E, penyakit ini bias hilang sendiri karena tubuh punya sistem perlindungan yang kuat pada penyakit ini. Kecuali bila penderita adalah ibu yang sedang hamil, perlu penanganan yang lebih lanjut.
2.4 PATOFISIOLOGIS PENYAKIT HEPATITIS
Selain dikatakan sebagai penyakit kuning karena si penderita akan mengalami perubahan warna pada kuku, kulit dan bagian bola mata. Penyakit ini juga dikarenakan oleh gangguan metabolism, konsumsi alcohol yang berlebihan dan efek samping dari mengkonsumsi obat-obatan.
 Penyebab terjadinya penyakit hepatitis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu infeksi dan bukan infeksi. Secara spesifik penyebab dan cara penularannya adalah sebagai berikut:
a)      Hepatitis A
Jenis penyakit yang satu ini paling sering terjadi karena penularan penyakit hepatitis A tergolong sangatlah mudah.Melalui feses yang mencemari air atau makanan, yang menjadi kebutuhan hidup manusia seahti-hari. Penyakit hepatitis kerap terjadi pada Negara-negara berkembang yang umumnya mempunyai tingkat kebersihan yang relatif rendah.
b)      Hepatitis B
Penyakit jenis ini disebabkan oleh virus, namun penularan penyakit hepatitis B hamper sama dengan penyakit AIDS yaitu melalui darah. Pemakaian jarum suntik bersama-sama, tranfusi darah, dan hubungan seksual adalah contoh penularan hepatitis B. Wanita hamil pengidap hepatitis B bisa menularkan penyakitnya tersebut pada bayinya. Hepatitis B adalah yang paling berbahaya dan mematikan, si penderita penyakit hepatitis B ini bias menderita kanker hati yang cukup fatal.
c)       Hepatitis C
Penularan hepatitis C hampir sama dengan hepatitis B, umumnya terjadi karena pemakaian jarum suntik bersama-sama dan lewat transfusi darah, namun cukup jarang enular lewat hubungan seksual. Biasanya penderita penyakit hepatitis C adalah pecandu obat dan peminum alkohol dalam jangka waktu yang cukup lama.
d)      Hepatitis D
Jenis hepatitis ini umumnya menyerang pecandu obat-obatan. Virus hepatitis D sering muncul bersamaan dengan hepatitis B, dan membuat hepatitis B semakin parah.
e)      Hepatitis E
Penularan hepatitis E hampir sama dengan hepatitis A. Penularannya melalui minuman dan makanan yang memiliki tingkat kebersihan sangat rendah, jenis hepatitis ini umumnya menyerang penduduk Negara terbelakang yang memiliki kebersihan dan tingkat sanitasi tidak baik.

2.5 CARA MENGETAHUI TERINFEKSI PENYAKIT HEPATITIS
      Untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit hepatitis atau tidak, maka seorang dokter disamping mencari informasi mengenai perjalanan penyakit yang dialami, melakukan pemeriksaan fisik secara teliti juga memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk membantu dalam melakukan diagnosa, antara lain pemeriksaan biokimia/enzimatik, imunologi, dan pencitraan.
      Selain tes darah, jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati adalah pemeriksaan enzimatik. Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya terdapat di dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim dengan penghancurannya. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan ke dalam aliran darah sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu diagnostik penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan untuk diagnosa hepatitis antara lain:
1.       Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel hati yaitu SGOT, SGPT, GLDH, dan LDH.
2.       Enzim yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan pada kantung empedu (kolestasis) seperti gamma GT dan fosfatase alkali.
3.        Enzim yang berhubungan dengan kapasitas pembentukan (sintesis) hati misalnya kolinestrase.
Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.
Secara laboratoris pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya peninggian SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal dengan SGPT lebih tinggi dari SGOT (SGOT/SGPT T. Albumin dan Globulin dalam batas kadar normal. Fosfatase alkali dapat meninggi bila terjadi gejala kolestasis (penyumbatan kantung empedu). Pada hepatitis kronis, dari pemeriksaan laboratoris didapati adanya peningkatan kadar enzim SGPT 5-10 kali lebih tinggi dari kadar normal, dan ratio albumin-globulin terbalik.

2.6 PENCEGAHANNYA
Penyakit ini umumnya akan sembuh setelah 6-8 minggu, namun akan dapat kambuh kembali apabila penderita langsung melakukan aktivitas berat. Untuk menentukan pengobatan yang akan dilakukan, maka perlu diketahui jenis virus yang diduga sebagai penyebab infeksi hati dengan pemeriksaan seroimunologi. Bila pemeriksaan seroimunologis negatif maka perlu dipikirkan penyebab hepatitis lain selain virus, misalnya penyakit hepatitis karena keracunan obat atau zat-zat kimia yang berbahaya.
Berikut ini adalah cara pencegahan penyakit hepatitis secara umum,yaitu:
1.       Pemberian vaksin.
2.       Makan makanan yang bergizi, Makanannya harus mengandung banyak protein dan hidrat arang, tetapi sedikit kadar lemaknya. Makanan yang dapat Anda berikan untuk penderita hepatitis antara lain makaroni, telur, tahu, daging yang tidak bergajih, ayam, ikan, kentang, sayur-sayuran yang mudah dicerna, agar-agar dan buah-buahan apa saja kecuali alpukat.
3.       Pastikan makan makanan yang bersih, dan minum minuman dari air bersih yang sudah direbus hingga mendidih.
4.       Menjaga kebersihan lingkungan
5.       Ketika akan melakukan transfuse darah, pastikan darah tersebut telah melalui tes atau screening penyakit berbahaya, termasuk hepatitis.
6.       Hindari penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu yang sangat lama, karena kandungan senyawa kimia dalam obat pastinya akan mnumpuk dalam hati dan mengganggu kinerja organ ekresi tersebut.
7.       Hindari menggunakan barang apapun secara bersama-sama, misalnya jarum suntik, pisau cukur, maupun sikat gigi.
8.       Bagi pasangan yang hendak menikah, sebaiknya melakukan tes kesehatan terlebih dahulu untuk mengetahui pasangannya terjangkit hepatitis atau tidak. Salah satu cara hepatitis dapat tertular melalu hubungan seksual.
2.7 PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAANNYA
Pengobatan dapat dilakukan dengan :
  • Memeriksakan diri ke dokter.
  • Pemberian obat secara rutin.
  • Pemberian vaksin.
  • Menjalankan pola hidup sehat.
  • Hindari aktifitas berat.


Penatalaksaannya dengan :
1. Istirahat
  • Umumnya bersifat suportif
  • Kumbang lambung (bila ditelan kurang 4 jam)
2.Diet
3.Medikamentosa

Obat pertama :
·         Hepatotoksisitas akibat asetaminofendiberi komponen “sulfhidril” (sisteamin, sistein atau asetil sistein) yang akan meningkatkan metabolit asetaminofen.

2.8 KOMPLIKASI
Secara ringkas perjalanan akhir dari penyakit hepatitis adalah sirosis hati dan hepatoma (kanker hati). Oleh karena itu perlu diketahui perjalanan penyakit hepatitis, hepatitis B dan C yang dapat menjadi kronis dan sering menimbulkan dua komplikasi tersebut.
HEPATITIS B
Infeksi hepatitis B yang didapatkan pada masa perinatal dan balita biasanya asimtomatik dan dapat menjadi kronik pada 90% kasus. Sedangkan bila infeksi terjadi pada orang dewasa hanya 5% yang menjadi kronik, sisanya akan sembuh dengan sempurna. Pada beberapa pasien hepatitis B kronik karsinoma hati dapat terjadi walaupun tidak ditemukan sirosis hati. Perkembangan menjadi sirosis dapat terjadi rata-rata 2-5% per tahun dengan HbeAg positif dan 8-10% pada pasien HbeAg negatif. Sirosis hati akan lebih banyak terjadi apabila ditemukan kadar HBV-DNA yang tinggi. Gagal hati (dekompensasi ditemukan pada 3,3% kasus sirosis tiap tahunnya), dengan gejala asites merupakan gejala terbanyak diikuti oleh ikterus dan perdarahan.
Angka kematian adalah 0-2% tanpa sirosis hati, sedangkan dengan sirosis 14-20% dalam waktu 5 tahun sedangkan bila terjadi dekompensasi meningkat hingga 70-80%.
Hepatitis akut dapat sembuh sempurna pada 90% kasus sedangkan pada hepatitis kronik hilangnya virus amat sukar. Walaupun demikian replikasi virus dapat terkontrol dengan anti virus, sehingga kemungkinan untuk menjadi sirosis dan kanker hati dapat dikurangi.
HEPATITIS C
Infeksi akan menjadi kronik pada 70-90% kasus dan seringkali tidak menimbulkan gejala apapun walaupun proses kerusakan hati berjalan terus. Hilangnya virus setelah terjadinya hepatitis kronik sangat jarang terjadi. Pada 15-20% pasien hepatitis C kronik terjadi sirosis hati, dalam waktu 20-30 tahun.
Kerusakan hati akibat infeksi kronik tidak dapat tergambar pada pemeriksaan fisis maupun laboratorik. Kecuali bila sudah terjadi sirosis hati. Pada pasien dimana ALT selalu normal, sekitar 18-20% sudah terdapat kerusakan hati yang bermakna, sedangkan di antara pasien dengan peningkatan ALT hampir semuanya sudah mengalami kerusakan hati sedang sampai berat.
Progresivitas hepatitis kronik menjadi sirosis hati tergantung beberapa faktor resiko yaitu:asupan alkoholko-infeksi dengan virus hepatitis B atau HIV, jenis kelamin laki-laki dan usia tua saat terjadinya infeksi. Setelah terjadi sirosis hati, maka dapat timbul kanker hati dengan frekuensi 1-4% tiap tahunnya. Kanker hati dapat terjadi tanpa melalui sirosis hati walaupun hal ini amat jarang terjadi.
Selain gejala gangguan hati, dapat pula timbul manifestasi ekstra hepatik, antara lain:cryoglobulinemia dengan komplikasi-komplikasinya (glomerulopati, kelemahan,vaskulitis,purpura, atau atralgia), porphyria cutanea tardasicca syndrome ataulichen planus. Patofisiologinya belum jelas, namun dihubungkan kemampuan Virus Hepatitis C menganggu respon sistem imunologis. Contohnya sel limfoid yang terinfeksi dapat berubah sifatnya menjadi ganas karena dilaporkan tingginya angka kejadianlimfoma non-Hodgkin pada pasien hepatitis C.
 Berikut akan diulas beberapa faktor kompilikasi lainnya yang dapat menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi, diantaranya:
1. Hepatitis yang diakibat mengkonsumsi alkohol
Telah diketahui bahawa minuman beralkohol dengan sejala jenis dan merk mengandung bahan atau zat kimia yang tentunya dapat merusak fungsi organ tubuh salah satunya organ hati. Dengan kandungan bahan atau zat kimia yang terkandung dalam alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi organ hati.
Zat kimia yang tertelan dan mengendap dalam tubuh akan terurai dan zat kimia kemudian akan menyebar dan masuk ke seluruh jaringan tubuh yang bersifat racun dan merusak sel-sel dari fungsi kerja organ hati. Untuk itulah disarankan untuk tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dengan segala jenis yang hanya menyebabkan kerusakan dan menjadi sebuah sumber penyakit.
2. Hepatitis akibat dari konsumsi obat-obatan atau zat kimia
Zat kimia yang terkandung dalam obat dapat menyebabkan timbulnya masalah yang cukup serius yang kemudian akan mengakibatkan reaksi kimia yang dapat melukai dan menjadi infeksi virus hepatitis. Reaksi yang timbul dari obat-obat kimia akan berlangsung secara bertahap dan terdeteksi dalam kurun waktu 2-6 minggu setelah pemakaian obat. Namun gejala dan reaksi kimia dari konsumsi obat akan menghilang apabila konsumsi atau pembrian obat dihentikan. Namun adapula yang sudah mengakibatkan kerusakan fungsi dari organ hati yang cukup serius dan sudah terlanjur parah.
Gambar : Skema Patofisiologis Hepatitis
Berikut ini ada beberapa jenis obat yang berhubungan langsung dan memberi pengaruh pada fungsi organ hati dan sel-sel hati (liver) antara lain :
a. Haloten, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat bius.
b. Isoniasid, merupakan jenis obat antibiotik untuk penyakit TBC.
c. Metildopa, merupakan jenis obat anti hipertensi
d. Fenitoin dan Asam Valproat, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat anti epilepsi atau ayan.
e. Parasetamol, merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep dokter sebagai pereda dan penurun demam. Parasetamol adalah jenis obat yang aman, jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun jika berlebihan akan menyebabkan sirosis (kerusakan hati) yang cukup parah bahkan sampai menyebabkan kematian.
f. Selain jenis obat diatas adapula jenis obat lainnya yang dapat merusak fungsi hati, seperti alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida, tembaga dan vinil klorida.
3. Hepatitis akibat komplikasi penyakit lain
Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh juga dapat menyebabkan komplikasi pada hati (liver), seperti diabetes mellitus, hiperlipidemia (kelebihan kadar lemak dalam darah) dan obesitas (kegemukan) juga memberi dampak pada timbulnya penyakit hati (liver).
Ketiga penyebab tersebut dapat memberi beban pada fungsi dan kinerja hati untuk memproses metabolisme lemak. Kemudian akan timbul gangguan pada fungsi organ hati misalnya kebocoran sel-sel hati yang kemudian berlanjut pada kerusakan dan terjadi peradagan hati yang disebut dengan Steathepatitis. Steathepatitis ini umumnya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang salah menjadi penyebab awal dari steathepatitis.
Penyebab penyakit hati atau liver ini harus segera ditangani dimulai dari penangganan terhadap dari 3 penyakit yang dapat menyertai penyebab timbulnya penyakit gangguan fungsi hati seperti yang disebutkan. Langkah pertama adalah mengatasi penyakit diabetes mellitus dengan melakukan pengobatan diet rendah gula, pemberian insulin atau obat anti diabetes.
Bagi penderita hiperlipidemia atau kelebihan kadar lemak dalam darah dapat melakukan pengobatan dengan mengikuti diet makanan rendah lemak dan konsumsi obat penurun kadar lemak (hipolipidemik). Terakhir untuk obesitas dengan mengikuti program penurunan berat badan dengan cara yang sehat secara bertahap.
Apabila ketiga penyakit tersebut dapat ditangani, mengecilkan kemungkinan dari resiko terserang penyakit gangguan pada fungsi organ hati.
4. Hepatitis autoimun (sistem kekebalan tubuh yang karena kelainan genetik)
sistem kekebalan tubuh karena kelainan genetik yang dapat beresiko menyerang sel atau jaringan organ hati (liver). Selain karena faktor kelainan genetik dapat pula diakibatkan karena adanya virus ataupun zat kimia tertentu.
                                                       
2.9 PROGNOSIS
Pada pasien dengan penyakit berat, angka kematian 30-hari mendekati 50% tetapi pada semua pasien dengan hepatitis alkoholik tingkat 30-hari kematian secara keseluruhan adalah sekitar 15%.
Kebanyakan orang dengan baik hepatitis A atau B sembuh tanpa pengobatan.
Banyak orang dengan hepatitis C mengembangkan hepatitis kronis. Sejumlahkecil dari mereka dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis kronis.
Beberapa orang dengan hepatitis B menjadi pembawa seumur hidup. Mereka bisa menyebarkan infeksi hepatitis kepada orang lain. Orang dengan hepatitis C kronis juga adalah menular. Mereka bisa menyebarkan virus melalui darah-ke-darah.

Faktor lain yang berhubungan dengan prognosis buruk termasuk usia yang lebih tua, gangguan fungsi ginjal, ensefalopati, dan peningkatan jumlah sel darah putihdalam 2 minggu pertama rawat inap.
                                                                                    


KESIMPULAN
·         Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".
·         Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, sepertimononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
·         Selain karna virus penyebab penyakit hepatitis adalah:
o   Adanya komplikasi yang disebabkan penyakit lain.
o   Mengkonsumsi alcohol.
o   Pengguna obat-obatan atau zat kimia
o   Penyakit autoimun.
o   Penularan melalui hubungan seksual.
o   Pada bayi dapat tertular melalui ASI yang dikonsumsi dari ibu yang menderita penyakit ini.
o   Penularannya melalui kontaminasi feses.
o   Jarum suntik yang tidak steril.
o   Transfusi darah.
·         Jenis-jenis hepatitis adalah:
o   Hepatitis A
o   Hepatitis B
o   Hepatitis C
o   Hepatitis D
o   Hepatitis E
o   Hepatitis F
o   Hepatitis G

·         Penyakit ini dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium tes darah dan enzim.
·         Untuk mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai berikut :
o    Memeriksakan diri ke dokter.
o    Pemberian obat secara rutin.
o    Pemberian vaksin.
o    Menjalankan pola hidup sehat.
o    Hindari aktifitas berat.




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Yang Populer