PENDAHULUAN
Hati
adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai
gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam
tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari
darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin
terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah
satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah ”
Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai
dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam
cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa
jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis
B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit
hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis
B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati
(Hepatitis B).
Dalam
beberapa kasus, limpa menjadi besar dan sering merasa gatal hebat di kulit.
Cairan empedu mungkin akan terlihat di dalam air seni, terutama selama tahap
awal timbulnya penyakit ini. Kadang-kadang, penderita juga menderita diare.
Gejala hepatitis tidak tergantung kepada penyebabnya dan sangat bervariasi dari
yang tanpa gejala sampai yang berat sekali. Terkadang penderita hepatitis
berat, gejala yang dikeluhkannya sangat minim sekali.
Perbedaan
antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka
panjang yang ditimbulkan.
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Penyakit
hepatitis adalah sebuah penyakit yang menyerang hati. Kebanyakan orang
indonesia menggunakan ejaan bahasa penyakit
kuning. Ini tidak mengherankan sebab gejala hepatitis adalah
timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata.
Penyakit
hepatitis terjadi akibat pada peradangan organ hati (lever).
Penyebab penyakit yang utama adalah virus
hepatitis. Ada beranekaragam virus hepatitis yaitu A,B,C,D,E,Fdan
G.Tetapi yang paling sering kita dengar adalah hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C.
Pada
awal gejala penyakit hepatitis, mungkin si penderita tidak merasakan sesuatu.paling
hanya gejala umum seperti muntah, mual, gemar tidur atau tidak nafsu makan plus
tubuh tidak berstamina.Walau begitu gejala hepatitis diatas juga dapat disertai
dengan demam.
Sedangkan
gejala penyakit hepatitis yang mudah dilihat dari fisik adalah urine berwarna
gelap, perut bagian atas membesar, penurunan berat badan, feses (kotoran you
punya) berwarna putih dan seperti gejala hepatitis yang sudah bintang sebutkan
diatas : kuku berwarna kuning, kulit berwarna kuning, dan putih mata menjadi
kuning.
2.2 DESKRIPSI JENIS-JENIS PENYAKIT HEPATITIS
A.Hepatitis
A
Hepatitis
A adalah jenis peradangan hati yang disebabakan oleh suatu virus RNA dari
famili enterovirus. Masa inkubasi penyakit ini adalah 30 hari. Penularannya
dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasiaen. Saat ini sudah
ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan
pertama sedangkan untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin
beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks
merupakan resiko tinggi tertular hepatitis A.
B.
Hepatitis B
Hepatitis
B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus hepatitis
B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah, air
mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat.
Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian
penderita hepatitis B akan sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan
seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Virus hepatitis B
dengan ’komponen antigen permukaan (HbsAg). Diameter 42 nm, dengan ” core ” 4
nm. ” coat virion ” merupakan ” surface antigen ” atau HbsAg ”. Suface antigen
biasanya diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam darah penderita. Pada
hepatitis agresif, hati mengalami peradangan kronik, fibrotik dan mengecil dan
dapat menjurus.
C. Hepatitis
C
Hepatitis
C adalah penyakit hati yang menular melalui darah yang disebabkan oleh virus
hepatitis C (VHC). VHC menginfeksi hati menggunakan mesin geneti dalam sel untuk
menduplikasi virus hepatitis C yang akan menginfeksi sel-sel lainnya sehingga
menyebabkan radang dan kerusakan hati, kanker hati bahkan kematian dikarenakan
sampai saat ini tidak adanya vaksin hepatitis C. Infeksi hepatitis C disebut
juga sebagai infeksi terselubung. Hal ini karena infeksi dini VHC bisa jadi
tidak bergejala atau bergejala ringan atau tidak khas. Hepatitis C ditularkan
melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, pemakaian pisau
cukur atau sikat gigi secara bersama.
Penularan
VHC terutama parenteral. Umumnya terjadi setelah mendadak kontak darah,
seperti transfusi darah atau produk darah lainnya. Selain itu virus ini juga
dapat menular melalui cairan kelamin (saat hubungan seksual) dan ASI dari ibu
pengidap hepatitis C ke bayinya.
Gejala
hepetitis C mirip dengan infeksi hepatitis B. Masa inkubasi berkisar antara
15-150 hari dengan rata-rata 8 minggu.
D .
Hepatitis D
Hepatitis
D adalah hepatitis D yang disebabkan oleh virus hepatitis D (VHD) atau virus
delta, virus ini adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi
memerlukan keberadaan virus hepatitis D.
E .
Hepatitis E
Penyakit hepatitis Tipe E, banyak menyerang orang yang kembali dari
daerah endemis seperti India, Afrika, Asia, Amerika Tengah. Dan lebih banyak
diderita oleh anak-anak dan wanita hamil. Penyakit Hepatitis E virus
(HEV). Ditemukan di feses orang atau hewan pengidap penyakit hepatitis E.
Makanan dan minuman yang terkontaminasi HEV. Seperti penyakit hepatitis A,
hepatitis E sering bersifat akut dengan masa sakit singkat namun jika penderita
dalam kondisi ketahanan fisisk lemah, penyakit hepatitis E dapat parah hingga
menimbulkan kegagalan fungsi hati (liver).
Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya (self-limited), kecuali bila terjadi
pada kehamilan.
F .
Hepatitis F
Baru ada
sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F
merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
G .
Hepatitis G
Gejalanya
serupa denga penyakit hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan dengan hepatitis
B dan / C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun kronik.
2.3 TANDA DAN GEJALA
Hepatitis adalah suatu
penyakit yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada hati. Penyebabnya bias
bermacam-macam, masing-masing mempunyai ciri yang berbeda. Namun yang paling
sering terjadi karena penyebaran virus, konsumsi alcohol yang berlebihan, racun
atau tertular dari si penderita.
§
Ada 4 fase gejala hepatitis, yaitu:
1.
Masa
tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2.
Fase
Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3.
Fase
Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4.
Fase
penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
§
Gejala umumnya si penderita akan menunjukkan gejala fisik berupa:
1.
Urin berwarna gelap.
2.
Feses berwarna putih.
3.
Kuku, kulit, dan bagian putih mata berubah
kuning.
4.
Perut bagian atas membesar.
5.
Penurunan berat badan
§ Gejala
khusus
a)
HEPATITIS A
Sering kali infeksi hepatitis A pada anak tidak menimbulkan gejala sedangkan
pada orang dewasa menyebabkan gejala seperti yang kami sebutkan di bawah ini:
1.
Perasaan mudah capek.
2.
Badan mKenjadi demam serta terserang flu.
3.
Perut mual dan nyeri atau sakit.
4.
Diare.
5.
Nafsu makan hilang.
6.
Warna mata menjadi kuning.
b)
HEPATITIS B
Gejalanya
tidak berbeda jauh dengan hepatitis A meliputi penyakit kuning, lemah, rasa
sakit pada perut dan muntah.
c)
HEPATITIS C
Gejala
penyakit hepatitis C juga tidak terlalu mencolok, seperti terkena flu biasa.
Karena gejalanya seperti ini maka banyak orang jarang menyadarinya bahwa mereka
sudah terjangkit penyakit ini. Jalan satu-satunya untuk mengetahuinya adalah
melalui tes darah. . Keluhan dan gejala yang ada antara lain kuning, air
seni berwarna gelap,mual, muntah, kembung, tidak nafsu makan, rasa lelah,
demam, menggigil, sakit kepala, sakit perut, mencret, sakit pada sendi dan otot, serta rasa pegal-pegal.Tetapi
pada penderita penyakit Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian
sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati.
infeksi HCV dapat
mengakibatkan penyakit hati kronis dan penyakit hepatitis tipe C ini merupakan
alasan utama untuk transplantasi hati di Amerika Serikat.
d)
HEPATITIS D
Gejala hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan
(ko-infeksi) atau amat progresif. Yang paling terkena serangan penyakit
ini adalah orang yang sudah kecanduan obat-obatan.
e)
HEPATITIS E, F, G
Gejala penyakit ketiga
jenis hepatitis ini adalah badan terasa linu, serta tidak punya semangat
beraktifitas dan stamina mudah menurun. Khusus untuk hepatitis E, penyakit ini
bias hilang sendiri karena tubuh punya sistem perlindungan yang kuat pada
penyakit ini. Kecuali bila penderita adalah ibu yang sedang hamil, perlu
penanganan yang lebih lanjut.
2.4 PATOFISIOLOGIS PENYAKIT HEPATITIS
Selain dikatakan
sebagai penyakit kuning karena si penderita akan mengalami perubahan warna pada
kuku, kulit dan bagian bola mata. Penyakit ini juga dikarenakan oleh gangguan
metabolism, konsumsi alcohol yang berlebihan dan efek samping dari mengkonsumsi
obat-obatan.
Penyebab terjadinya penyakit hepatitis dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu infeksi dan bukan infeksi. Secara spesifik
penyebab dan cara penularannya adalah sebagai berikut:
a)
Hepatitis A
Jenis
penyakit yang satu ini paling sering terjadi karena penularan penyakit
hepatitis A tergolong sangatlah mudah.Melalui feses yang mencemari air atau
makanan, yang menjadi kebutuhan hidup manusia seahti-hari. Penyakit hepatitis
kerap terjadi pada Negara-negara berkembang yang umumnya mempunyai tingkat
kebersihan yang relatif rendah.
b)
Hepatitis B
Penyakit
jenis ini disebabkan oleh virus, namun penularan penyakit hepatitis B hamper
sama dengan penyakit AIDS yaitu melalui darah. Pemakaian jarum suntik
bersama-sama, tranfusi darah, dan hubungan seksual adalah contoh penularan
hepatitis B. Wanita hamil pengidap hepatitis B bisa menularkan penyakitnya
tersebut pada bayinya. Hepatitis B adalah yang paling berbahaya dan mematikan,
si penderita penyakit hepatitis B ini bias menderita kanker hati yang cukup
fatal.
c)
Hepatitis C
Penularan
hepatitis C hampir sama dengan hepatitis B, umumnya terjadi karena pemakaian
jarum suntik bersama-sama dan lewat transfusi darah, namun cukup jarang enular
lewat hubungan seksual. Biasanya penderita penyakit hepatitis C adalah pecandu
obat dan peminum alkohol dalam jangka waktu yang cukup lama.
d)
Hepatitis D
Jenis
hepatitis ini umumnya menyerang pecandu obat-obatan. Virus hepatitis D sering
muncul bersamaan dengan hepatitis B, dan membuat hepatitis B semakin parah.
e)
Hepatitis E
Penularan hepatitis E
hampir sama dengan hepatitis A. Penularannya melalui minuman dan makanan yang
memiliki tingkat kebersihan sangat rendah, jenis hepatitis ini umumnya
menyerang penduduk Negara terbelakang yang memiliki kebersihan dan tingkat
sanitasi tidak baik.
2.5 CARA MENGETAHUI TERINFEKSI PENYAKIT HEPATITIS
Untuk mengetahui
apakah seseorang menderita penyakit hepatitis atau tidak, maka seorang dokter
disamping mencari informasi mengenai perjalanan penyakit yang dialami,
melakukan pemeriksaan fisik secara teliti juga memerlukan pemeriksaan penunjang
lainnya untuk membantu dalam melakukan diagnosa, antara lain pemeriksaan
biokimia/enzimatik, imunologi, dan pencitraan.
Selain tes
darah, jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan
pada hati adalah pemeriksaan enzimatik.
Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya terdapat di
dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim
dengan penghancurannya. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan
permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan ke
dalam aliran darah sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu
diagnostik penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan untuk
diagnosa hepatitis antara lain:
1.
Enzim
yang berhubungan dengan kerusakan sel hati yaitu SGOT, SGPT, GLDH, dan LDH.
2.
Enzim
yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan pada kantung empedu
(kolestasis) seperti gamma GT dan fosfatase alkali.
3.
Enzim yang berhubungan dengan kapasitas
pembentukan (sintesis) hati misalnya kolinestrase.
Pemeriksaan
dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti
Hbe dan anti HBv DNA.Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan
diagnosa menunjukan adanya hepatitis.
Secara laboratoris pemeriksaan enzim hati pada hepatitis
akut didapati adanya peninggian SGOT dan SGPT sampai 20-50 kali normal dengan
SGPT lebih tinggi dari SGOT (SGOT/SGPT T. Albumin dan Globulin dalam batas
kadar normal. Fosfatase alkali dapat meninggi bila terjadi gejala kolestasis
(penyumbatan kantung empedu). Pada hepatitis kronis, dari pemeriksaan
laboratoris didapati adanya peningkatan kadar enzim SGPT 5-10 kali lebih tinggi
dari kadar normal, dan ratio albumin-globulin terbalik.
2.6 PENCEGAHANNYA
Penyakit ini umumnya akan sembuh setelah 6-8 minggu, namun akan dapat
kambuh kembali apabila penderita langsung melakukan aktivitas berat. Untuk
menentukan pengobatan yang akan dilakukan, maka perlu diketahui jenis virus
yang diduga sebagai penyebab infeksi hati dengan pemeriksaan seroimunologi.
Bila pemeriksaan seroimunologis negatif maka perlu dipikirkan penyebab
hepatitis lain selain virus, misalnya penyakit hepatitis karena keracunan obat
atau zat-zat kimia yang berbahaya.
Berikut ini adalah cara
pencegahan penyakit hepatitis secara umum,yaitu:
1.
Pemberian vaksin.
2.
Makan makanan yang bergizi, Makanannya harus mengandung banyak protein dan hidrat
arang, tetapi sedikit kadar lemaknya. Makanan yang dapat Anda berikan untuk
penderita hepatitis antara lain makaroni, telur, tahu, daging yang tidak
bergajih, ayam, ikan, kentang, sayur-sayuran yang mudah dicerna, agar-agar dan
buah-buahan apa saja kecuali alpukat.
3.
Pastikan makan
makanan yang bersih, dan minum minuman dari air bersih yang sudah direbus
hingga mendidih.
4.
Menjaga
kebersihan lingkungan
5.
Ketika akan
melakukan transfuse darah, pastikan darah tersebut telah melalui tes atau
screening penyakit berbahaya, termasuk hepatitis.
6.
Hindari
penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu yang sangat lama, karena kandungan
senyawa kimia dalam obat pastinya akan mnumpuk dalam hati dan mengganggu
kinerja organ ekresi tersebut.
7.
Hindari
menggunakan barang apapun secara bersama-sama, misalnya jarum suntik, pisau
cukur, maupun sikat gigi.
8.
Bagi pasangan
yang hendak menikah, sebaiknya melakukan tes kesehatan terlebih dahulu untuk
mengetahui pasangannya terjangkit hepatitis atau tidak. Salah satu cara
hepatitis dapat tertular melalu hubungan seksual.
2.7 PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAANNYA
Pengobatan dapat dilakukan dengan :
- Memeriksakan
diri ke dokter.
- Pemberian
obat secara rutin.
- Pemberian
vaksin.
- Menjalankan
pola hidup sehat.
- Hindari
aktifitas berat.
Penatalaksaannya
dengan :
1.
Istirahat
- Umumnya
bersifat suportif
- Kumbang
lambung (bila ditelan kurang 4 jam)
2.Diet
3.Medikamentosa
3.Medikamentosa
Obat
pertama :
·
Hepatotoksisitas
akibat asetaminofendiberi komponen “sulfhidril” (sisteamin, sistein atau asetil
sistein) yang akan meningkatkan metabolit asetaminofen.
2.8 KOMPLIKASI
Secara ringkas perjalanan
akhir dari penyakit hepatitis adalah sirosis hati dan hepatoma (kanker
hati). Oleh karena itu perlu diketahui perjalanan penyakit hepatitis, hepatitis
B dan C yang dapat menjadi kronis dan sering menimbulkan dua komplikasi
tersebut.
HEPATITIS B
Infeksi hepatitis B yang
didapatkan pada masa perinatal dan balita biasanya asimtomatik dan dapat
menjadi kronik pada 90% kasus. Sedangkan bila infeksi terjadi pada orang dewasa
hanya 5% yang menjadi kronik, sisanya akan sembuh dengan sempurna. Pada
beberapa pasien hepatitis B kronik karsinoma hati dapat terjadi walaupun tidak
ditemukan sirosis hati. Perkembangan menjadi sirosis dapat terjadi
rata-rata 2-5% per tahun dengan HbeAg positif dan 8-10% pada pasien HbeAg
negatif. Sirosis hati akan lebih banyak terjadi apabila ditemukan kadar
HBV-DNA yang tinggi. Gagal hati (dekompensasi ditemukan pada 3,3% kasus sirosis
tiap tahunnya), dengan gejala asites merupakan gejala terbanyak diikuti
oleh ikterus dan perdarahan.
Angka kematian adalah 0-2%
tanpa sirosis hati, sedangkan dengan sirosis 14-20% dalam waktu 5 tahun
sedangkan bila terjadi dekompensasi meningkat hingga 70-80%.
Hepatitis akut dapat
sembuh sempurna pada 90% kasus sedangkan pada hepatitis kronik hilangnya virus amat sukar.
Walaupun demikian replikasi virus dapat terkontrol dengan anti virus, sehingga
kemungkinan untuk menjadi sirosis dan kanker hati dapat dikurangi.
HEPATITIS C
Infeksi akan menjadi
kronik pada 70-90% kasus dan seringkali tidak menimbulkan gejala apapun walaupun
proses kerusakan hati berjalan terus. Hilangnya virus setelah terjadinya
hepatitis kronik sangat jarang terjadi. Pada 15-20% pasien hepatitis C kronik
terjadi sirosis hati, dalam waktu 20-30 tahun.
Kerusakan hati akibat
infeksi kronik tidak dapat tergambar pada pemeriksaan fisis maupun laboratorik. Kecuali bila sudah terjadi
sirosis hati. Pada pasien dimana ALT selalu normal, sekitar 18-20% sudah
terdapat kerusakan hati yang bermakna, sedangkan di antara pasien dengan
peningkatan ALT hampir semuanya sudah mengalami kerusakan hati sedang sampai
berat.
Progresivitas hepatitis
kronik menjadi sirosis hati tergantung beberapa faktor resiko yaitu:asupan
alkohol, ko-infeksi dengan virus hepatitis B atau HIV, jenis
kelamin laki-laki dan usia tua saat terjadinya infeksi. Setelah terjadi
sirosis hati, maka dapat timbul kanker hati dengan frekuensi 1-4% tiap
tahunnya. Kanker hati dapat terjadi tanpa melalui sirosis hati walaupun hal ini
amat jarang terjadi.
Selain gejala gangguan
hati, dapat pula timbul manifestasi ekstra hepatik, antara lain:cryoglobulinemia dengan
komplikasi-komplikasinya (glomerulopati, kelemahan,vaskulitis,purpura,
atau atralgia), porphyria cutanea tarda, sicca
syndrome ataulichen planus. Patofisiologinya belum jelas, namun
dihubungkan kemampuan Virus Hepatitis C menganggu respon sistem imunologis.
Contohnya sel limfoid yang terinfeksi dapat berubah sifatnya menjadi ganas
karena dilaporkan tingginya angka kejadianlimfoma non-Hodgkin pada
pasien hepatitis C.
Berikut akan diulas beberapa faktor kompilikasi lainnya yang
dapat menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi, diantaranya:
1.
Hepatitis yang diakibat mengkonsumsi alkohol
Telah diketahui
bahawa minuman beralkohol dengan sejala jenis dan merk mengandung bahan atau
zat kimia yang tentunya dapat merusak fungsi organ tubuh salah satunya organ
hati. Dengan kandungan bahan atau zat kimia yang terkandung dalam alkohol dapat
menyebabkan kerusakan pada fungsi organ hati.
Zat kimia yang
tertelan dan mengendap dalam tubuh akan terurai dan zat kimia kemudian akan
menyebar dan masuk ke seluruh jaringan tubuh yang bersifat racun dan merusak
sel-sel dari fungsi kerja organ hati. Untuk itulah disarankan untuk tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol dengan segala jenis yang hanya menyebabkan
kerusakan dan menjadi sebuah sumber penyakit.
2.
Hepatitis akibat dari konsumsi obat-obatan atau zat kimia
Zat kimia yang
terkandung dalam obat dapat menyebabkan timbulnya masalah yang cukup serius
yang kemudian akan mengakibatkan reaksi kimia yang dapat melukai dan menjadi
infeksi virus hepatitis. Reaksi yang timbul dari obat-obat kimia akan
berlangsung secara bertahap dan terdeteksi dalam kurun waktu 2-6 minggu setelah
pemakaian obat. Namun gejala dan reaksi kimia dari konsumsi obat akan
menghilang apabila konsumsi atau pembrian obat dihentikan. Namun adapula yang
sudah mengakibatkan kerusakan fungsi dari organ hati yang cukup serius dan
sudah terlanjur parah.
Berikut
ini ada beberapa jenis obat yang berhubungan langsung dan memberi pengaruh pada
fungsi organ hati dan sel-sel hati (liver) antara lain :
a. Haloten,
merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat bius.
b. Isoniasid,
merupakan jenis obat antibiotik untuk penyakit TBC.
c. Metildopa,
merupakan jenis obat anti hipertensi
d. Fenitoin dan Asam
Valproat, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat anti epilepsi
atau ayan.
e. Parasetamol,
merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep dokter sebagai pereda dan
penurun demam. Parasetamol adalah jenis obat yang aman, jika dikonsumsi dalam
dosis yang tepat. Namun jika berlebihan akan menyebabkan sirosis (kerusakan
hati) yang cukup parah bahkan sampai menyebabkan kematian.
f. Selain jenis obat
diatas adapula jenis obat lainnya yang dapat merusak fungsi hati, seperti
alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida, tembaga dan vinil klorida.
3.
Hepatitis akibat komplikasi penyakit lain
Beberapa penyakit
ataupun gangguan metabolisme tubuh juga dapat menyebabkan komplikasi pada hati
(liver), seperti diabetes mellitus, hiperlipidemia (kelebihan kadar lemak dalam
darah) dan obesitas (kegemukan) juga memberi dampak pada timbulnya penyakit
hati (liver).
Ketiga penyebab
tersebut dapat memberi beban pada fungsi dan kinerja hati untuk memproses
metabolisme lemak. Kemudian akan timbul gangguan pada fungsi organ hati
misalnya kebocoran sel-sel hati yang kemudian berlanjut pada kerusakan dan
terjadi peradagan hati yang disebut dengan Steathepatitis. Steathepatitis ini
umumnya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang salah menjadi penyebab
awal dari steathepatitis.
Penyebab penyakit
hati atau liver ini harus segera ditangani dimulai dari penangganan terhadap
dari 3 penyakit yang dapat menyertai penyebab timbulnya penyakit gangguan
fungsi hati seperti yang disebutkan. Langkah pertama adalah mengatasi penyakit
diabetes mellitus dengan melakukan pengobatan diet rendah gula, pemberian
insulin atau obat anti diabetes.
Bagi penderita
hiperlipidemia atau kelebihan kadar lemak dalam darah dapat melakukan
pengobatan dengan mengikuti diet makanan rendah lemak dan konsumsi obat penurun
kadar lemak (hipolipidemik). Terakhir untuk obesitas dengan mengikuti program
penurunan berat badan dengan cara yang sehat secara bertahap.
Apabila ketiga
penyakit tersebut dapat ditangani, mengecilkan kemungkinan dari resiko
terserang penyakit gangguan pada fungsi organ hati.
4.
Hepatitis autoimun (sistem kekebalan tubuh yang karena kelainan genetik)
sistem kekebalan
tubuh karena kelainan genetik yang dapat beresiko menyerang sel atau jaringan organ hati (liver). Selain karena faktor kelainan
genetik dapat pula diakibatkan karena adanya virus ataupun zat kimia tertentu.
2.9 PROGNOSIS
Pada pasien
dengan penyakit berat, angka kematian 30-hari mendekati 50%
tetapi pada semua pasien dengan hepatitis alkoholik tingkat 30-hari kematian
secara keseluruhan adalah sekitar 15%.
Kebanyakan orang dengan baik hepatitis A atau B sembuh tanpa pengobatan.
Banyak orang dengan hepatitis C mengembangkan hepatitis kronis. Sejumlahkecil dari mereka dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis kronis.
Beberapa orang dengan hepatitis B menjadi pembawa seumur hidup. Mereka bisa menyebarkan infeksi hepatitis kepada orang lain. Orang dengan hepatitis C kronis juga adalah menular. Mereka bisa menyebarkan virus melalui darah-ke-darah.
Faktor lain yang berhubungan dengan prognosis buruk termasuk usia yang lebih tua, gangguan fungsi ginjal, ensefalopati, dan peningkatan jumlah sel darah putihdalam 2 minggu pertama rawat inap.
Kebanyakan orang dengan baik hepatitis A atau B sembuh tanpa pengobatan.
Banyak orang dengan hepatitis C mengembangkan hepatitis kronis. Sejumlahkecil dari mereka dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis kronis.
Beberapa orang dengan hepatitis B menjadi pembawa seumur hidup. Mereka bisa menyebarkan infeksi hepatitis kepada orang lain. Orang dengan hepatitis C kronis juga adalah menular. Mereka bisa menyebarkan virus melalui darah-ke-darah.
Faktor lain yang berhubungan dengan prognosis buruk termasuk usia yang lebih tua, gangguan fungsi ginjal, ensefalopati, dan peningkatan jumlah sel darah putihdalam 2 minggu pertama rawat inap.
KESIMPULAN
·
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena
toxin, seperti kimia atau
obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6
bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari
6 bulan disebut "hepatitis kronis".
·
Hepatitis
biasanya terjadi karena virus, terutama
salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga
bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, sepertimononukleosis infeksiosa,
demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.
Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
·
Selain karna virus penyebab penyakit hepatitis
adalah:
o
Adanya komplikasi yang disebabkan penyakit
lain.
o
Mengkonsumsi alcohol.
o
Pengguna obat-obatan atau zat kimia
o
Penyakit autoimun.
o
Penularan melalui hubungan seksual.
o
Pada bayi dapat tertular melalui ASI yang
dikonsumsi dari ibu yang menderita penyakit ini.
o
Penularannya melalui kontaminasi feses.
o
Jarum suntik yang tidak steril.
o
Transfusi darah.
·
Jenis-jenis hepatitis adalah:
o Hepatitis
A
o Hepatitis
B
o Hepatitis
C
o Hepatitis
D
o Hepatitis
E
o Hepatitis
F
o Hepatitis
G
·
Penyakit ini dapat terdeteksi oleh pemeriksaan
laboratorium tes darah dan enzim.
·
Untuk mengurangi
keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai
berikut :
o Memeriksakan diri ke dokter.
o Pemberian obat secara rutin.
o Pemberian vaksin.
o Menjalankan pola hidup sehat.
o Hindari aktifitas berat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar